Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)

Khutbah Jum’at, 27 Ramadhan 1443 H / 29 April 2022 M

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ للهِ الْكَرِيمِ الْمَنَّانِ، وَأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، قَالَ وَقَوْلُهُ الْحَقُّ هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ ([1])، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، أَزْكَى الْعِبَادِ، وَأَقْرَبُ الْخَلْقِ إِلَى الرَّحْمَنِ، ﷺ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَأَتْبَاعِهِ ذَوِي الْفَضْلِ وَالتَّقْوَى وَالْإِيمَانِ. أَمَّا بَعْدُ، فَالتَّقْوَى التَّقْوَى – عِبَادَ اللهِ – فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَاهُ، وَأَفْلَحَ مَنْ رَجَاهُ، إِنْ أَوْلِيَاؤُهُ إِلَّا الْمُتَّقُونَ ([2])

Kaum mukminin : bersyukurlah dan pujilah Allah atas segala nikmat dan pemberian-Nya, Dia telah menganugerahkan puasa bulan Ramadhan pada kalian, diberikan taufiq untuk menunaikan shalat malam, membantu kalian agar bisa melipatgandakan perbuatan baik di dalamnya, oleh karena itu sambutlah panggilan Tuhan kalian :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan” (Al Hajj 22 : 77). Maka sungguh beruntung orang yang mengagungkan Allah dalam hatinya, dan itulah di antara hikmah yang terkandung dalam puasa, beruntunglah orang yang hatinya dipenuhi rasa syukur kepada Allah, ini juga termasuk pelajaran puasa, kemudian sungguh beruntung orang yang melihat kemudahan yang diberikan Allah, karena agama ini datang untuk mengangkat kesusahan dari manusia, menanamkan kasih sayang pada jiwa dan membawa ketentraman pada hati, bagaimana tidak ! Allah telah menjadikan semua itu sebagai tujuan puasa serta sebagai bukti hati yang hidup, Allah berfirman :

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (Al Baqarah 2 : 185)

Bagaimana kau mendapati dirimu -wahai hamba Allah- dalam mendekatkan diri kepada Allah, sudahkah kau sujud dan mendekatkan diri, sudahkah kau memohon dan berdoa, sudahkah kau mendapati hatimu semakin tertuju kepada Allah, sudahkan kau sujud kepada Allah dan jiwamu merasakan kedamaian dan ketentraman; kau merasakan kelezatan bertaqarrub saat sujud, kau merasakan ketentraman berjumpa dengan Allah, semua itu merupakan rahasia pensyariatan ibadah agung ini, dimana kau mendapati hatimu jauh dari cela, sehingga kembali suci murni seperti kefitrahan awal penciptaan. Ia menyimak Al Quran bukan dengan telinga yang biasa untuk mendengar, ia membaca Al Quran bukan dengan pandangan yang biasa untuk membaca, ia menghayatinya bukan dengan hati yang biasa digunakan, sehingga ia mendapati Al Quran telah menguasai hatinya, bercampur dengan semua atom dalam tubuhnya, ia merasakan sebagaimana yang ia simak dari Rasulullah Saw, yang merupakan Al Quran berjalan di muka bumi, kau mendapati ia berjalan sesuai jalan yang ditempuh oleh Rasulullah, melangkah seperti langkah yang diayunkan oleh Rasulullah, ia mendapati dirinya berteladan atas dasar cinta dengan mengharap kepada Allah serta pahala di akhirat, ia mendapati dirinya telah menerapkan firman Allah Swt :

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Al Ahzab 33 : 21)

Tidak usah kagum -wahai hamba Allah- karena semua itu merupakan taqarrub yang dimaksud oleh puasa seseorang pada bulan Ramadhan, jadi orang yang mendekatkan diri kepada Allah, Dia akan mendekat kepadanya, bukankah Tuhan kita telah memuliakan kita dengan menjadikan kita sebagai hamba-Nya! Dan orang yang telah menjadi hamba-Nya, maka Allah akan dekat dengannya, mengabulkan doanya, mendengarkan permohonannya, mengangkat derajatnya, melipatgandakan kebaikannya dan memaafkan keburukannya. Maka barang siapa mendapati dirinya memiliki kedekatan seperti ini, ia yakin bahwa disana terdapat hikmah dalam penyebutan kedekatan (Qurb) pada ayat-ayat puasa, maka simaklah -wahai orang-orang yang beriman- serta hayatilah firman Allah berikut ini :

إِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (Al Baqarah 2 : 186)

Lalu, kita sekarang berpindah membahas tentang malam penuh keberkahan itu, dimana nabi kita Muhammad Saw bersabda :

فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ، وَالْتَمِسُوهَا فِي كُلِّ وِتْرٍ

“Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, carilah pada malam-malam ganjil”. Mencarinya pada sepuluh hari terakhir, setelah kita terbiasa shalat pada 20 malam sejak awal Ramadhan, ini merupakan kesempatan untuk melatih diri dan mempersiapkan hati agar lebih mampu merasakan malam kemuliaan itu; Lailatul Qadr :

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ  لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ  تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ  سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (Al Qadr 97 : 2-5). Hanya orang yang bersungguh-sungguh mencari yang akan mendapatkannya :

وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

“Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar” (Fusshilat 41 : 35). Sungguh beruntung orang yang diberikan anugerah oleh Allah untuk menikmati LailatulQadr di masa lalu dan di masa kini, dan tidaklah Allah akan menyia-nyiakan amalmu :

فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

“Karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan” (Hud 11 : 115). Wahai orang yang santai dan teledor :

لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ

“Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah” (Az Zumar 39 : 53). Kejar dan ikutilah orang-orang yang telah mendahului sebelum ketinggalan, jarak jangan sampai menghilangkan semangatmu :

وَاللَّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُوا مَيْلًا عَظِيمًا

“Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran)” (An Nisa’ 4 : 27)

أَقَوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ يَغْفِرْ لَكُمْ، إِنَّه هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ، وَادْعُوهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الْكَرِيمُ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَن لَّا إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، صلى الله عليه وسلم، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَأَتْبَاعِهِ الْمُتَّقِينَ, أَمَّا بَعْدُ

Bertakwalah kepada Allah -wahai hamba Allah- serta bersyukurlah kepada-Nya atas anugerah penyempurnaan puasa, dan Dia telah menjadikan Idul Fitri sebagai hari keceriaan dan kegembiraan, hari penuh kebahagiaan dan hendaknya tidak ada seorang muslim pun yang tidak berbahagia pada hari tersebut, atau masih ada orang yang sibuk memikirkan makanan pokoknya dan keluarga pada hari itu, bahkan hendaknya menjadi hari bahagia bagi semua, yang meliputi kecil besar, kaya miskin, laki-laki dan perempuan, lemah dan kuat, oleh karena itu Nabi Saw bersabda :

أَغْنُوهُمْ عَنِ السُّؤَالِ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ

“Cukupilah (kebutuhan) mereka, agar mereka tidak meminta-minta pada hari itu”. Karena termasuk ibadah yang paling agung pada hari tersebut adalah membahagiakan orang yang sedih, membantu orang yang membutuhkan, memudahkan orang yang susah, dan tidaklah sempurna menyambut keindahan hari raya, bila masih ada pemutusan hubungan antara kedua mukmin (Perdamaian lebih baik bagi mereka). Jangan lupa untuk mengeluarkan zakat karena ini merupakan salah satu ajaran Nabi Saw, makan makanan sebelum berangkat shalat Id, mengenakan pakaian yang bagus, berangkat dan kembali menggunakan jalan yang berbeda, memperbanyak takbir, bertemu dengan anak kecil ataupun orang dewasa dengan penuh ceria dan mengucapkan salam, karena :

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (Al Anbiya’ 21 : 107)

هذَا، وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى رَسُولِ اللهِ الأَمِينِ، فَقَدْ أَمَرَكُمْ رَبُّكُمْ بِذَلكَ حِينَ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ([3]).

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّم عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلَّمتَ عَلَى نَبِيِّنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ نَبِيِّنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى نَبِيِّنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ نَبِيِّنَا إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِينَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِينَ، وَعَنِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وعَنْ جَمْعِنَا هَذَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِينَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُومًا. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلامَ وَاهْدِ الْمُسْلِمِينَ إِلَى الْحَقِّ، وَاجْمعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الخَيْرِ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلامَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ يَا ذَا الجَلالِ وَالإِكْرَامِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ بِكَ نَستَجِيرُ، وَبِرَحْمَتِكَ نَستَغِيثُ أَلاَّ تَكِلَنَا إِلَى أَنفُسِنَا طَرفَةَ عَينٍ، وَلاَ أَدنَى مِنْ ذَلِكَ، وَأَصلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ يَا مُصلِحَ شَأْنِ الصَّالِحِينَ. اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِينَ، اللَّهُمَّ أَسْبِغْ عَلَيْهِ نِعمَتَكَ، وَأَيِّدْهُ بِنُورِ حِكْمَتِكَ، وَسَدِّدْهُ بِتَوفِيقِكَ، وَاحفَظْهُ بِعَينِ رِعَايَتِكَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ. رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَات، المُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَات، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدُّعَاءِ

عِبَادَ الله : إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ


([1])  سورة الرحمن/ ٦٠.

([2])  سورة الأنفال/ ٣٤.

([3])  سورة الأحزاب/ 56.

Diterbitkan oleh latape2003

Berbagi ilmu yang didapat, agar para sahabat menjadi tertambat pada ajaran syariat

Satu pendapat untuk “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)

  1. Trimakasih Pak Ustad atas kiriman kutbah Jum’at nya, salam sehat selalu buat keluarga semuanya

    Sent from Yahoo Mail on Android

Tinggalkan komentar