Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya

Khutbah Jum’at, 13 Ramadhan 1443 H / 15 April 2022 M

Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya

Khutbah Pertama

 الحَمْدُ للهِ الَّذِي دَعَانَا إِلَى دُعَائِهِ، وَنَدَبَنَا إِلَى مُنَاجَاتِهِ وَنِدَائِهِ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، جَعَلَ سُؤَالَهُ مِنْ دَلائِلِ مَرْضَاتِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، دَعَا اللهَ وَدَعَا إِلَى اللهِ وَالمُسَارَعَةِ إِلَى جَنَّاتِهِ، صلى الله عليه وسلم ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَأَتْبَاعِهِ المُسْتَمْسِكِينَ بِكِتَابِهِ.  أَمَّا بَعْدُ، فَاتَّـقُوا اللهَ -عِبَادَ اللهِ- تَكُونُوا مِنْ أَوْلِيَاءِ اللهِ إِنْ أَوْلِيَاؤُهُ إِلَّا الْمُتَّقُونَ ([1])، إِنَّهُ مَن يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ ([2])

Di antara bukti utama hakikat permohonan pertolongan kepada Allah adalah kembali kepada-Nya dengan memohon seraya menengadahkan kedua tangan kepada Allah dan semua itu termasuk ibadah, maka cobalah perhatikan ayat yang kita baca dalam setiap rakaat shalat, di dalamnya terdapat penjelasan, bukankah kita membaca dengan penuh khusu’ :

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan” (Al Fatihah 1 : 5). Maka ketika doa dalam kondisi seperti ini dianggap ibadah, maka dengan tegas Nabi Saw bersabda :

الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”. Dan bagaimana mungkin doa tidak termasuk dalam ibadah! Padahal Allah telah memerintahkan kita untuk berdoa dalam firman-Nya :

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (Ghafir 40 : 60)

Lalu marilah kita –wahai hamba Allah- melihat ayat-ayat tentang puasa, maka Allah di sela-sela ayat tersebut menyebutkan tentang pengabulan doa orang yang berdoa, dan ini merupakan isyarat utama dari Allah bahwa bulan kalian ini merupakan tempat pengabulan doa, seakan-akan Tuhan kita menyampaikan pesan : ambillah kesempatan berdoa pada bulan Ramadhan, karena pengabulannya lebih dekat, bagaimana tidak, karena hati pada bulan ini lebih tenteram, jiwa lebih murni! Ketika manusia mendekat kepada Tuhannya, maka Tuhan akan dekat kepadanya.

Simaklah firman Allah berikut ini –wahai kaum mukminin- :

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (Al Baqarah 2 : 186). Apa yang kita inginkan setelah pemberian rahmat ini ! dan apa yang kita minta melebihi kebaikan ini ! pintu terbuka lebar di hadapan kita, jalan lurus menuju Allah terliha jelas, dan Tuhan kita telah berfirman bahwa Dia dekat dengan kita, mendengar permohonan dan doa kita, mengabulkan permintaan kita, dan tugas kita hanyalah shalat dan berdoa, memohon tanpa malu, serta ketahuilah bahwa kau sedangan memohon kepada Yang Maha Agung, maka permohonanmu juga harus agung, karena Dzat tempat kau meminta, Dialah Dzat yang jika berkehendak Dia berkata : jadilah maka terjadilah, Dialah Pemilik seisi langit dan bumi dan Dialah pemilik segala sesuatu.

Nabi kita Muhammad Saw memahami hakikat tersebut, oleh karena itu beliau mengajurkan kita agar memohon derajat tertinggi di surga : 

فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللهَ فَاسْأَلُوهُ الفِرْدَوْسَ

“Bila kau memohon kepada Allah, maka mohonlah surga firdaus”. Sebagaimana hendaknya kita memohon kebaikan dunia dan akhirat, karena Allah telah mengajarkan kita agar memohon kebaikan dunia dan mengajarkan kita agar memohon pahala di akhirat, seperti pujian Allah yang diberikan kepada orang yang berdoa :

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (Al Baqarah 2 : 201). Dan jika Allah berkenan memberikan kita kebaikan dunia akhirat, maka hal itu tidak mengurangi sedikit pun dari apa yang ada di sisi-Nya, seperti diriwayatkan oleh Nabi Saw dalam hadits Qudsi :

يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ، وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ، قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي، فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ المِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ البَحْرَ

“Wahai hamba-hamba-Ku, andai orang pertama kalian sampai akhir kalian, manusia dan jin kalian berdiri di sebuah tanah lapang dan masing-masing memohon permintaannya kepada-Ku. Lalu setiap orang Aku beri permintaaannya maka hal itu tidak akan mengurangi apa yang Aku miliki kecuali seperti kurangnya air laut bila diambil dengan ujung jarum”. Dan apakah bila jarum dimasukkan ke dalam lautan akan mengurangi sedikit pun dari airnya!

Hamba Allah yang mulia : oleh karena itu jangan sampai kita menyai-nyiakan kesempatan ini terutama saat kita berada di bulan mulia ini, karena hanya orang-orang yang cerdaslah yang tidak akan menyia-nyiakannya, Allah Swt telah berfirman :

فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (Al Baqarah 2 : 186).  Sebagaimana Nabi Saw telah memberikan kita kabar gembira tentang pengabulan doa orang yang berpuasa dalam sabdanya : 

إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ دَعْوَةً مَا تُرَدُّ

“Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa doa yang tidak di tolak saat berbuka”. bahkan di siang hari bulan Ramadhan merupakan tempat pengabulan doa, karena doa orang yang sedang berpuasa akan segera dikabulkan, Nabi Saw bersabda :

ثَلاثَةٌ لا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَالإِمَامُ العَادِلُ، وَدَعْوَةُ المَظْلُومِ

“Tiga golongan yang tidak ditilak doanya : orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan doa orang yang terdzalimi”. Dan perlu kita ketahui bahwa doa kita tidak sia-sia di sisi Allah walaupun belum terwujud apa yang kita inginkan, karena Dzat Yang Maha Pemurah terkadang memberi apa yang kita mohon, terkadang pula menjauhkan dari yang kita benci dengan doa kita dan terkadang membalas doa kita dengan pahala di akhirat.

Tentu semua merupakan piala dan hidayah yang agung :

وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى

“Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal” (Al A’la 87 : 17). Sebagaimana Nabi Saw telah memberi kita kabar gembira dalam sabdanya :

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاثٍ: إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَها لَهُ فِي الآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا

“Tidaklah seorang muslim berdoa dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa dan tidak memutus persaudaraan melainkan Allah akan berikan salah satu dari tiga hal, (Allah) akan kabulkan doanya atau disimpan baginya di hari akhirat atau dipalingkan dari kejelekan semisal”. Teruslah kita berdoa dan jangan bosan, memohon dengan kesungguhan dalam doa kepada Allah dengan mengulang-ulang Ya Dzal Jalali wal Ikram seperti wasiat Nabi yang tiadalah yang diucapkannya menurut kemauan hawa nafsunya.

أَقَوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ يَغْفِرْ لَكُمْ، إِنَّه هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ، وَادْعُوهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ، إِنَّهُ هُوَ البَرُّ الكَرِيمُ

Khutbah Kedua

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، صلى الله عليه وسلم وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ وَتَرَسَّمَ خُطَاهُ. أَمَّا بَعْدُ

Bertakwalah kepada Allah -wahai hamba Allah- serta ketahuilah bahwa salah satu bentuk keagungan doa di sisi Allah, bahwa Allah Swt mengajarkan kita di beberapa ayat dalam kitab-Nya agar kita gunakan untuk berdoa, itulah doa Rabbani yang dianjurkan untuk dibaca dan dipanjatkan, di antaranya doa yang terdapat pada surah yang selalu kita baca dalam setiap rakaat shalat, Dia (Allah) mengajarkan kita untuk berdoa :

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ  صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni‘mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai (orang-orang yang mengetahui kebenaran dan meninggalkannya), dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (orang-orang yang meninggalkan kebenaran karena ketidaktahuan dan kejahilan)” (Al Fatihah 1 : 6-7).  Begitu pula, Allah memberitahu kepada para nabi dan rasul-Nya agar mereka berdoa, seperti doa yang dibaca oleh Adam AS dan isterinya :

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi” (Al A’raf 7 : 23). Sebagaimana kita ketahui bahwa Nuh, Ibrahim, Ya’kub, Yusuf, Musa, Syu’aib, Daud, Sulaiman, Zakaria dan Isa mereka semua berdoa.

Para hamba-hamba Allah yang shalih, mereka semua berdoa, dan hamba-hamba Allah yang berdoa, oleh Allah disifati sebagai orang-orang yang berakal, kenapa mereka disebut orang-orang yang berakal, karena mereka diberi hidayah untuk memohon kepada Tuhan mereka, diberi taufik untuk berdoa dan memohon, bermunajat dan meminta perantara kepada-Nya, hal itu tidak mungkin terjadi kecuali bila mereka mengenal Tuhan mereka, dan orang yang mengenal Allah pasti akan berdoa kepada-Nya, dan balasan dari doa mereka adalah pengabulan dari Tuhan mereka, tentu inilah balasan yang setimpal :

فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ

“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan” (Ali Imran 3 : 195)

هذَا، وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى رَسُولِ اللهِ الأَمِينِ، فَقَدْ أَمَرَكُمْ رَبُّكُمْ بِذَلكَ حِينَ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ([3])

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّم عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلَّمتَ عَلَى نَبِيِّنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ نَبِيِّنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى نَبِيِّنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ نَبِيِّنَا إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِينَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِينَ، وَعَنِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وعَنْ جَمْعِنَا هَذَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِينَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُومًا. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلامَ وَاهْدِ الْمُسْلِمِينَ إِلَى الْحَقِّ، وَاجْمعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الخَيْرِ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلامَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ يَا ذَا الجَلالِ وَالإِكْرَامِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ بِكَ نَستَجِيرُ، وَبِرَحْمَتِكَ نَستَغِيثُ أَلاَّ تَكِلَنَا إِلَى أَنفُسِنَا طَرفَةَ عَينٍ، وَلاَ أَدنَى مِنْ ذَلِكَ، وَأَصلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ يَا مُصلِحَ شَأْنِ الصَّالِحِينَ. اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِينَ، اللَّهُمَّ أَسْبِغْ عَلَيْهِ نِعمَتَكَ، وَأَيِّدْهُ بِنُورِ حِكْمَتِكَ، وَسَدِّدْهُ بِتَوفِيقِكَ، وَاحفَظْهُ بِعَينِ رِعَايَتِكَ. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ. رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَات، المُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَات، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدُّعَاءِ

عِبَادَ الله : إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ


([1])  سورة الأنفال/34.

([2])  سورة يوسف/ ٩٠.

([3])  سورة الأحزاب/ 56.

Diterbitkan oleh latape2003

Berbagi ilmu yang didapat, agar para sahabat menjadi tertambat pada ajaran syariat

2 tanggapan untuk “Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya

  1. Trimakasih Pak Ustad atas kiriman kutbah Jum’at nya, salam sehat selalu buat keluarga semuanya

    Sent from Yahoo Mail on Android

Tinggalkan komentar